LPPM UNISBA – Rabu, 31 Januari Pusat Halal LPPM Unisba pada gelaran Unisba Expo 2024 mengadakan seminar yang bertema “Kolaborasi dan Sinergi membangun Bisnis Halal yang Inovatif”. Pada kesempatan itu hadir  Koordinator Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga-BRIN, Zulfan Adrinaldi yang menyampaikan paparannya. Belaiu mengatakan selain meningkatkan hubungan kelembagaan, pemanfaatan hasil riset dan inovasi memberi kesempatan eksplorasi atas potensi dalam rangka pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR) dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sesuai dengan kewenangan dan kapasitas yang dimiliki masing-masing pihak.

“Dari riset kita hilirkan ke usaha, kalau bicara UMKM go international, bisa,” tuturnya saat menjadi pembicara pada acara pengesahan kesepakatan kerja sama antara BRIN dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Bandung (LPPM UNISBA) pada Rabu (31/01).

Menurut Zulfan, peluang kolaborasi ini meliputi program bersama terkait riset inovasi produk halal, uji halal dan pemanfaatannya, mobilisasi SDM periset, sharing fasilitas pemanfaatan bersama fasilitas laboratorium peralatan dan infrastruktur riset lainnya, dan akses pendanaan program fasilitasi riset dan sumber pendanaan riset lainnya.

Lebih lanjut beliau mengatakan berkenaan dengan halal bukan hanya bicara tentang produknya saja, tetapi proses dan cara menjalankan aktivitasnya pun harus sesuai syariah. Untuk infrastruktur riset halal, Zulfan memberikan laboratorium rujukan riset halal di Indonesia yaitu Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Gunung Kidul DIY dan Pusat Riset BioIndustrial Laut dan Darat – Kawasan Sains Kurnaen Sumadhiharga, lombok Utara.

“Fokus riset halal BRIN meliputi pengembangan produk berbasis sumber daya alam khususnya maritim, lalu deteksi autentikasi serta substansi bahan halal,” terangnya.

Dirinya menegaskan bahwa selain melakukan proses identifikasi hasil riset dan inovasi yang akan dimanfaatkan oleh PPBR dan UMKM. Kedua belah pihak secara bersama-sama mengidentifikasi kebutuhan, menyusun rencana hingga pembinaan dan pendampingan PPBR dan UMKM.

“Terkait peran BRIN dalam penguatan UMKM menjadi hal konkrit dalam kerja sama antara BRIN dan LPPM UNISBA, mulai dari SDM Periset, kemudian hasil riset dan inovasi, dan fasilitas riset,” imbuhnya.

Zulfan berharap dengan kolaborasi baik Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Universitas, maupun Institusi lainnya dapat menerima manfaat. “Dengan kolaborasi menghasilkan perusahaan perintis atau perusahaan pemula dengan skema yang ada di BRIN. kemudian UMKM termasuk masyarakatnya bisa kita dorong, kita bantu fasilitas, SDM periset dan saintifikasi,” tegasnya.

Pada akhir paparannya, dirinya menegaskan bahwa peluang kolaborasi BRIN dengan LPPM UNISBA adalah mendukung pengembangan pangan dari sisi pengawetan, pengemasan, dan penyediaan bahannya yang halal. Kemudian pengolahan produk pangannya sendiri baik setelah menjadi produk maupun dalam pengawetannya.

“Fasilitasi usaha mikro bisa kita bantu dari aplikasi teknologinya, fasilitasi pengujian, pendmpingan sertifikasi, serta promosi,” pungkas Zulfan.

Sebelumnya, Ketua LPPM UNISBA Prof. Dr. Neni Sri Imaniyati, S.H., M.Hum. mengatakan bahwa LPPM UNISBA sangat konsen dengan pengembangan ekosistem halal. Beliau mengungkapkan banyak potensi dan faktor-faktor yang sangat memungkinkan untuk pengembangan ekosistem halal.

“Masalah kehalalan itu adalah merupakan perintah, merupakan wujud dari ibadah umat Islam. Tentu saja Indonesia harus paling depan dalam pengembangan ekosistem halal, dan kita harus bersinergi dan berkolaborasi,” ujar beliau.***