Webinar Membangun Ekosistem Halal dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Bisnis Halal di Pasar Global
LPPM UNISBA – Ekosistem halal merupakan suatu sistem kompleks dalam jaringan bisnis, institusi, lembaga pemerintah, dan organisasi non-pemerintah. Sekurang-kurangnya terdapat lima sektor dalam sebuah ekosistem halal yaitu barang, jasa, infrastruktur, sumber daya manusia, dan dukungan pemerintah. Ekosistem halal Indonesia mempunyai potensi besar menjadi produsen halal dunia dan untuk mencapainya diperlukan upaya optimal dalam mengembangkan potensi tersebut.
Dalam mendukung upaya tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unisba mengadakan seminar dengan tema “Membangun Ekosistem Halal dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Bisnis Halal di Pasar Global”. kegiatan ini LPPM Unisba berkolaborasi dengan Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan, Pusat Pengembangan Inovasi dan Inkubator Bisnis Halal, dan Pusat Kajian Asia Pasifik dan Timur Tengah.
Sekretaris LPPM Unisba Dr. Titik Respati, Drg, Msc, Ph. dalam sambutannya menyampaikan pentingnya membangun ekosistem halal dalam berbagai sektor guna meningkatkan daya saing bisnis halal di pasar global. Menurutnya hal ini sudah sejalan dengan visi dan misi LPPM Unisba.
Seminar tersebut diisi oleh beberapa narasumber yang berasal dari Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, praktisi dan dosen. Pada kesempatan tersebut Prof.Dr Jaih Mubarok,S.E., M.Ag .M.H sebagai Sekretaris BPH DSN MUI mengungkapkan bahwa ekosistem keuangan syariah meliputi Bank Umum Syariah (BUS) dan Usaha Unit Syariah (UUS). Dari Lembaga-lembaga tersebut terdapat dua kategori yaitu funding (pendanaan) seperti dana pensiun syariah dan pasar modal syariah, dan financing (pembiayaan) seperti rumah sakit syariah, leasing syariah, BPRS, dan koperasi BMT. Jaih juga merincikan sebagai contoh dalam ekosistem rumah sakit syariah yang meliputi tenaga Kesehatan, pasien, pemasok alat Kesehatan, pemasok obat, perbankan syariah, asuransi syariah, dana pensiun syariah dan lain sebagainya.
Selanjutnya paparan dari Indra Fajar Alamsyah,S.E., M.H., Ph.D dari unsur akademisi menyoroti tentang potensi Indonesia menjadi produsen halal global. Menurutnya Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara muslim dengan GDP terbesar dan jumlah populasi muslim terbesar di dunia. Data halal market share tahun 2021 menunjukkan bahwa pembiayaan syariah menempati posisi pertama sebesar 43 %, posisi kedua adalah makanan halal sebesar 36% dan selanjutnya fashion, media, pariwisata, kosmetik dan obat-obatan dibawah 7%.
Pada kesempatan tersebut Andromeda Sindoro, S.Pt sebagai praktisi sekaligus Owner Sweet Sundae menyampaikan perjalanan rintisan usahanya sejak tahun 2008 sampai sekarang yang terus berkembang. Andromeda menjelaskan bahwa pada tahu 2020 Indonesia masih mengimpor susu sebanyak 3,5 juta ton per tahun padahal sebagai negara agraris seharusnya Indonesia dapat menghasilkan produk susu dalam negeri dengan cara mendorong para pengusaha lokal untuk terus berkembang. Permasalahan yang dihadapi menurut Andromeda adalah kurangnya kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan serta kurangnya perhatian dari pemerintah. Pengembangan usaha sweet sundae adalah dalam upaya membantu para pengusaha susu lokal supaya terus berkembang.
Pada akhir sesi seminar diisi dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab yang berkaitan dengan materi ekosistem halal.***
Komentar
Deprecated: Berkas Tema tanpa comments.php tidak digunakan lagi sejak versi 3.0.0 dan tidak tersedia penggantinya. Harap sertakan templat comments.php dalam tema Anda. in /var/www/html/wp-includes/functions.php on line 5581