
Hijrah Menuju Sadar Lingkungan Bersih: Sinergi Nilai Islam dan Kebijakan Publik dalam Pengelolaan Sampah
LPPM UNISBA – Dalam rangka Milad ke-67, Universitas Islam Bandung (Unisba) melalui Pusat Kajian Islam dan Kemasyarakatan (Puskaji) LPPM menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Hijrah Menuju Lingkungan Bersih: Sinergi Nilai Islam dan Kebijakan Publik dalam Pengelolaan Sampah”. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid di Aula Unisba dan melalui platform Zoom Meeting, Rabu (9/7/2025). Seminar ini merupakan respons akademik terhadap persoalan mendesak yang dihadapi masyarakat urban, khususnya Kota Bandung, yakni meningkatnya volume sampah dan dampaknya terhadap kesehatan, estetika, dan keberlanjutan lingkungan.
Dalam perspektif Islam, konsep hijrah tidak hanya bermakna perpindahan fisik, tetapi juga perubahan menuju kehidupan yang lebih baik—termasuk dalam hal kesadaran dan tanggung jawab lingkungan. Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini sekaligus menjadi ajang silaturahim akademik dengan Pemerintah Kota Bandung, yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Sebagai kampus yang telah berdiri sejak lama, Unisba berkomitmen untuk tidak menjadi menara gading. Justru, kami harus terlibat aktif dalam menjawab tantangan sosial, termasuk isu lingkungan,” ujar Rektor. Beliau mengutip pesan Rektor pendahulu, KH. E.Z. Muttaqien, bahwa Unisba harus menjadi ragi masyarakat, yaitu hadir dan menyatu dalam berbagai persoalan umat. Salah satunya adalah masalah sampah dan kebersihan lingkungan yang semakin kompleks. Beliau juga menegaskan bahwa dalam ajaran Islam, kebersihan adalah bagian dari keimanan. Ajaran agama mengatur secara detail aspek kebersihan, seperti perintah bersuci sebelum beribadah, yang menunjukkan bahwa Islam telah lama mengedepankan kesehatan dan kebersihan lingkungan sebagai bagian dari peradaban.
Dalam seminar ini juga turut menghadirkan dialog lintas sektor dengan menghadirkan tiga narasumber utama Muhammad Farhan, S.E., Wali Kota Bandung, memaparkan kebijakan Pemkot dalam pengelolaan sampah dan lingkungan hidup, Prof. Dr. Deni K. Yusup, M.A., pakar fikih lingkungan, menjelaskan prinsip Islam dan maqashid syariah dalam konteks pengelolaan lingkungan, dan Prof. Dr. Ina Helena Agustina, M.T., akademisi Unisba, menyampaikan inovasi teknologi dalam pengolahan limbah makanan dan pengurangan sampah organik.
Wali Kota Bandung Bapak Muhammd Farhan mengajak masyarakat untuk bisa mengurangi dan mengelola sampah secara mandiri. Musababnya, tempat pembuangan sampah (TPS) sudah kewalahan menerima kiriman sampah dari masyarakat. Bahkan pengiriman ke tempat pembuangan akhir (TPA) pun semakin dibatasi. Beliau menyebut bahwa jumlah sampah sekarang setiap harinya masih banyak padahal jumlah sampah yang bisa dikirimkan ke TPA Sarimukti dikurangi.
“Sampah di Bandung sehari bisa mencapai 1.500 ton, dan yang bisa dibuang ke TPA Sarimukti itu hanya 60 persen. Maka sisanya 40 persen tidak terangkut,” kata dia, Rabu (9/7/2025).
Di sisi lain, lanjutnya, Pemkot Bandung memastikan bakal memanfaatkan insenerator yaitu dengan membakar sampah. Itu dilakukan setelah pemerintah melakukan survei ke masyarakat tentang cara apa yang ingin dipakai untuk menanggulangi tumpukan sampah.***
Komentar